JUST GIVE ME A REASON

Senin, 12 Mei 2014

PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG

MATERI

PERMINTAAN UANG
PENAWARAN UANG

PENJELASAN MATERI !!!


1. PERMINTAAN UANG
Permintaan uang merupakan sejumlah uang yang diminta  atau yang diinginkan oleh masyarakat untuk tujuan transaksi, tujuan berjaga-jaga, dan tujuan spekulasi. Permintaan uang dipengaruhi oleh tiga motif seperti yang dikemukakan oleh J.M. Keynes, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi.

A.   Motif Untuk Bertransaksi
Setiap orang mempunyai berbagai macam kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya seseorang membutuhkan uang. Alasan sesorang memegang uang adalah karena uang dapat digunakan untuk melakukan segala bentuk transaksi guna memenuhi kebutuhannya. Misalnya, setiap akan berangkat ke sekolah, pasti kalian meminta uang saku pada orang tua kalian. Uang tersebut kalian gunakan untuk membayar transportasi, membeli jajanan, dan kebutuhan lainnya.
Gambar 16. Uang dibutuhkan untuk transaksi sehari-hari


B.   Keinginan untuk Berjaga-jaga
Dalam kenyataan, tidak semua uang akan digunakan untuk tujuan transaksi. Tentu ada sebagian uang yang ditahan dalam bentuk uang kas dengan tujuan tidak untuk dibelikan barang pada saat itu, tetapi untuk berjaga-jaga. Kondisi masa depan yang tidak terduga mendorong orang untuk menyimpan uang kas berdasarkan motif berjaga-jaga. Memegang uang untuk berjaga-jaga juga dapat digunakan untuk kesejahteraan diri atau keluarga yang lebih baik. Misalnya, kalian menabung di bank dengan tujuan untuk biaya melanjutkan sekolah di masa depan.
Motif ini juga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan seseorang. Semakin tinggi pendapatan seseorang, maka kemampuan menyimpan uang kas untuk berjaga-jaga semakin tinggi. Hal tersebut akan membawa kebutuhan yang semakin tinggi akan perlunya uang untuk berjaga-jaga. Secara keseluruhan, semakin tinggi pendapatan, maka kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk berjaga-jaga juga semakin tinggi.
Gambar 17. Nasabah disebuah bank yang melakukan transaksi 
baik penarikan maupun penyetoran

C.   Keinginan untuk Berspekulasi
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan. Motivasi menyimpan uang untuk memperoleh keuntungan disebut motif spekulasi. Motif spekulatif diwujudkan dalam pembelian surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi (surat utang). Motif ini dipengaruhi oleh tingkat bunga.
Pendapatan dari memegang obligasi adalah pendapatan bunga dan dari selisih harga penjualan obligasi. Pada tingkat bunga yang terlalu tinggi, permintaan uang kas menjadi rendah. Bila tingkat bunga yang berlaku dianggap terlalu rendah, masyarakat menganggap lebih menguntungkan jika memegang uang kas, sehingga keinginan untuk berspekulasi turun.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang
Anda telah memahami motif-motif permintaan uang, lantas apa saja yang memengaruhi permintaan uang tersebut? Ya, dua faktor utama yang memengaruhi permintaan uang adalah pendapatan dan tingkat bunga. Selain itu, permintaan uang dipengaruhi oleh:
a.    Selera Masyarakat
Selera masyarakat akan memengaruhi permintaan uang. Misalnya, peningkatan selera masyarakat terhadap barang-barang impor yang mahal akan meningkatkan permintaan terhadap uang kas untuk tujuan transaksi.
b.   Kekayaan dari Masyarakat
Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan terhadap uang cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan yang cukup besar akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas. Mungkin, ada sebagian yang diwujudkan dalam bentuk tabungan atau surat berharga jangka pendek.
c.   Tersedianya Fasilitas Kredit
Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit seperti kartu kredit dan pembayaran angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil.
d.   Kepastian tentang Pendapatan yang Diharapkan
Apabila masyarakat memiliki kepastian tentang pendapatan yang diharapkan di masa mendatang maka permintaan uang cenderung turun. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak yakin bahwa pendapatan yang diharapkan kemungkinan tidak menjadi kenyataan maka permintaan uang kas cenderung naik.
e.   Harapan tentang Harga
Apabila masyarakat menganggap bahwa di kemudian hari harga-harga barang dan jasa akan turun mereka akan cenderung menahan uang kas dan menunda pembelian barang. Sebaliknya, apabila diperkirakan harga akan naik, permintaan uang oleh masyarakat cenderung turun.
f.    Sistem/Cara Pembayaran yang Berlaku
Cara pembayaran ini berhubungan erat dengan sistem atau proses produksi barang. Apabila proses produksi mulai dari bahan mentah sampai barang jadi dan distribusinya dilakukan oleh beberapa perusahaan berbeda dengan pembayaran kontan maka permintaan uang kas semakin besar.


2.      PENAWARAN UANG
Penawaran uang adalah jumlah uang yang ada dan beredar dalam kegiatan perekonomian. Kebijakan moneter bertujuan untuk mengatur penawaran uang atau dengan kata lain mengatur jumlah uang yang beredar. Oleh sebab itu, boleh dikatakan bahwa penawaran uang merupakan tugas pemerintah melalui bank Indonesia.
Penawaran uang dinyatakan dalam rumus:
 L = M1 + M2 + M3
Keterangan:
L     = Penawaran uang
M1  = Uang logam + uang kartal
M2  = M1 + tabungan yang tidak bisa dicairkan dengan cek + deposito jangka pendek
M3  = M2 + deposito jangka panjang


A.    M1 (Uang Kartal + Uang Giral) yaitu uang beredar dalam arti sempit.
Uang kartal atau uang tunai merupakan uang yang biasa anda gunakan setiap hari untuk membeli barang dan jasa. Uang kartal terdiri atas uang logam dan uang kertas. Tahukah Anda siapa yang menerbitkan uang kartal tersebut? Ambillah satu keping uang dan perhatikanlah. Anda akan menemukan tulisan Bank Indonesia di salah satu permukaan uang. Uang kartal diterbitkan oleh bank sentral, yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia.
Uang giral adalah alat pembayaran berupa surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh bank umum. Contoh uang giral adalah cek dan bilyet giro. Cek merupakan surat perintah dari pemilik rekening di bank untuk membayar sejumlah uang kepada pihak lain. Sedangkan bilyet giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank untuk memindahbukukan sejumlah uang kepada pihak lain.

B.    M2 (M1 + Uang Kuasi) yaitu uang beredar dalam arti luas.
Anda telah mengetahui jenis-jenis uang apa saja yang tergolong dalam M1. Definisi tentang uang yang lebih luas sering disebutkan sebagai M2. M2 diperoleh dengan menjumlahkan M1 (uang kartal dan uang giral) dengan ”uang kuasi”. Uang kuasi juga disebut ”near money” atau ”uang dekat”, yaitu bentuk kekayaan finansial yang dapat segera diuangkan. Meskipun secara langsung ia tidak berfungsi sebagai media tukar atau alat pembayaran, tetapi dapat diubah dengan cepat menjadi uang kartal maupun uang giral. Contoh uang kuasi adalah deposito berjangka pendek (jatuh temponya kurang dari 1 tahun) dan rekening simpanan/tabungan di bank umum.

C.   M3 (M2 + Deposito Berjangka Panjang)
M3 merupakan penggabungan dari uang kartal, uang giral, uang kuasi, dan deposito berjangka panjang (lebih dari satu tahun). Apabila perekonomian suatu negara semakin maju, porsi penggunaan uang kartal (kertas dan logam) semakin sedikit, digantikan uang giral dan uang kuasi.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Besar Kecilnya Penawaran Uang
Pada dasarnya, jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian ditetapkan oleh bank sentral melalui pengaturan kredit perbankan. Perkembangan jumlah uang yang beredar mencerminkan perkembangan ekonomi. Apabila perekonomian tumbuh dan berkembang, jumlah uang yang beredar juga berubah termasuk komposisinya. Beberapa faktor yang memengaruhi penawaran uang, di antaranya:
a.   Tingkat Bunga
Tingkat bunga merupakan faktor utama yang menentukan jumlah uang beredar. Ketika tingkat bunga tinggi, permintaan uang kas akan turun karena masyarakat menganggap jika uang disimpan (tidak dibelanjakan) akan lebih menguntungkan. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa pun mengalami penurunan serta kegiatan perekonomian menjadi lesu. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan menambah jumlah uang beredar melalui kebijakan moneter (menurunkan suku bunga SBI).
b.   Tingkat Inflasi atau Deflasi
Pada kondisi inflasi, bank sentral akan cenderung mengurangi penawaran uang. Tujuannya adalah untuk mengurangi atau meredam agar inflasi tidak semakin memburuk. Deflasi pun membawa dampak negatif bagi perekonomian. Karena penurunan harga secara terus-menerus akan melemahkan gairah berusaha dan berinvestasi.
c.    Pendapatan
Apabila pendapatan masyarakat semakin tinggi, semakin besar pula jumlah uang yang beredar. Sebaliknya pendapatan masyarakat yang rendah akan memengaruhi pendapatan nasional juga ikut rendah, sehingga jumlah uang yang beredar menjadi kecil. Dengan demikian tidak perlu memperbanyak jumlah uang yang beredar, dengan tujuan menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha.
d.   Nilai Tukar Rupiah
Pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar apabila nilai tukar rupiah menurun. Dengan demikian, sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran, tingkat bunga akan naik sehingga rupiah juga ikut naik.
e.    Fasilitas Kredit
Adanya fasilitas kredit dapat memengaruhi jumlah uang yang beredar di pasar. Bila masyarakat suka akan penggunaan kredit, dengan sendirinya penggunaan uang tunai akan berkurang, sehingga jumlah uang yang beredar di masyarakat menjadi sedikit.
f.    Jumlah penduduk
Semakin banyak jumlah penduduk, semakin banyak dan semakin cepat uang beredar.

Sumber Bacaan:
1. Indriayu, Mintasih. 2009. BSE Ekonomi: Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 198 – 201.
2. Ningtyas, Nurcahya. 2009. BSE Ekonomi Untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 271 – 276.
3.  S, Alam. 2007. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Hal. 251 – 257.
4.  Sukwiyati. Dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung: Yudhistira. Hal. 196 – 200.
5. Supriyanto. Dkk. 2009. BSE Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 228 – 233.   

Tugas di Rumah

1.      Jelaskan pengertian permintaan dan penawaran uang? 

2.      Tuliskan 4 faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang? 
TUGAS INI DIKUMPULKAN PADA PERTEMUAN SELANJUTNYA !!!


Senin, 05 Mei 2014

FUNGSI UANG DAN JENIS-JENIS UANG

MATERI:


FUNGSI UANG
JENIS-JENIS UANG
PENJELASAN MATERI !!!

1. FUNGSI UANG
Uang mempunyai fungsi dan keberadaan yang strategis dalam menunjang berbagai kegiatan ekonomi. Adapun fungsi uang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.


A. Fungsi Asli Uang
1.   Uang sebagai alat tukar umum
Uang berfungsi sebagai alat tukar umum apabila uang dipergunakan untuk membeli atau mendapatkan barang dan atau jasa. Contoh: Ibu kamu membeli ikan dengan uang (uang ditukar dengan ikan).
Gambar 5. Ikan ditukar dengan uang

2.   Uang sebagai satuan hitung
Uang merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk menentukan besarnya nilai atau harga suatu barang dan jasa. Dengan adanya uang, kamu mudah menentukan nilai suatu barang. Contoh: harga sebuah kalkulator Rp150.000,00, harga sebuah buku Rp20.000,00, dan sebagainya.
Gambar 6. Uang sebagai satuan hitung
B. Fungsi Turunan Uang 
1.   Uang sebagai alat pembayaran
Sebagai alat pembayaran, apabila uang digunakan untuk melunasi kewajiban. Contoh: penggunaan uang untuk membayar utang, membayar rekening listrik, membayar pajak, dan membayar uang sekolah.

Gambar 7. Uang dapat digunakan untuk membayar tagihan listrik

2.   Uang sebagai alat untuk menabung
Keadaan keuangan seseorang kadang tidak tetap. Suatu hari mempunyai kelebihan uang, dan di waktu yang lain kekurangan uang untuk pembayaran tertentu. Di waktu ada kelebihan uang, kalian dapat menggunakan uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang, dan sebelum digunakan dapat kalian tabung terlebih dahulu.
3.   Uang sebagai pemindah kekayaan
Jika orang tua kalian mempunyai tanah di desa, padahal orang tua kalian tersebut tinggal di kota karena bekerja; tanah yang di desa dapat dijual untuk membeli tanah di kota untuk tempat tinggal. Dengan begitu, orang tua kalian tidak perlu mengontrak rumah, melainkan tinggal di rumah sendiri. Dalam hal ini, uang berfungsi sebagai pemindah kekayaan bagi orang tua kalian, yaitu memindahkan kekayaan yang berupa tanah.
4.   Uang sebagai pembentuk/penimbun kekayaan
Uang dapat digunakan untuk membentuk kekayaan. Kalian dapat menabung sedikit demi sedikit untuk persiapan melanjutkan kuliah nanti. Setiap ada kenaikan jumlah tabungan (hal-hal lain dianggap tetap), maka kekayaan kalian tersebut bertambah. Tambahan kekayaan tersebut pada dasarnya merupakan pembentuk/penimbun kekayaan.
5.   Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Uang dapat merangsang seseorang untuk melakukan kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, uang berfungsi sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi masyarakat. Benarkah demikian? Ya, karena demi uang banyak orang bekerja keras setiap harinya. Sebaliknya, orang lebih mudah melakukan kegiatan ekonomi jika ia mempunyai modal.

2. JENIS-JENIS UANG
Uang sebagai alat tukar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembagian tersebut didasarkan pada berbagai maksud dan tujuan penggunaannya.
A.   Berdasarkan Bahan Pembuatnya
Apabila dilihat dari jenis bahan membuat uang maka jenis uang terdiri atas:
1.   Uang Logam
     Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam, emas, perak, atau bahan lainnya. Uang logam memiliki nilai nominal yang kecil. Di Indonesia uang logam terdiri atas pecahan Rp50,00; Rp100,00; Rp200,00; Rp500,00; dan Rp1.000,00.


Gambar 8. Pecahan uang logam di Indonesia


2.   Uang Kertas
Uang kertas merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas yang berkualitas tinggi, yaitu tidak mudah robek atau luntur, dan tahan terhadap air. Biasanya uang yang terbuat dari kertas mempunyai nilai nominal yang besar. Di Indonesia pecahan uang kertas terdiri atas Rp100,00; Rp500,00; Rp1.000,00; Rp2.000,00; Rp5.000,00; Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00; dan Rp100.000,00.
Gambar 9. Pecahan uang kertas di Indonesia



B.   Berdasarkan Lembaga Yang Mengeluarkannya
1.  Uang Kartal yaitu mata uang logam dan kertas yang dikeluarkan bank sentral. Uang ini dipercayai masyarakat dan dapat digunakan untuk melakukan pertukaran. Contohnya uang kertas dan uang logam.


Gambar 10. Uang kertas dan uang logam diterbitkan oleh bank sentral



2.   Uang Giral (Giro = Simpanan di bank), yaitu dana yang disimpan pada bank dan sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai alat pembayaran dengan perantaraan cek, giro bilyet. Dengan demikian uang giral hanya dikeluarkan oleh Bank Umum.
Gambar 11. Contoh uang giral (bilyet giro)

Gambar 12. Contoh uang giral (Cek)

C.   Berdasarkan Nilai
Berdasarkan perbandingan antara nilai bahan dan nilai daya belinya, uang dikelompokkan menjadi:
1.  Bernilai Penuh (Full Bodied Money), yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik) sama dengan nilai yang tertera (nilai nominal). Jika uang itu terbuat dari emas maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Jenis uang ini biasa disebut dengan uang logam. Misal uang logam Rp50,00, Rp100,00, Rp200,00, Rp500,00 dan Rp1.000,00.
2. Tidak Bernilai Penuh (Token Money), yaitu uang yang nilai nominalnya lebih besar daripada nilai bahannya. Artinya bahan yang dipakai untuk membuat uang nilainya tidak sebanding dengan nilai nominal uang tersebut. Misalnya untuk membuat uang Rp1.000,00 bank sentral mengeluarkan biaya Rp750,00.
Gambar 13. Pada uang kertas dan uang logam terdapat nilai nominal dan nilai intrinsik

D.   Berdasarkan Pemakai
Berdasarkan pemakaiannya di dalam dan luar negeri maka uang dibedakan sebagai berikut:
1.   Internal Value, yaitu kemampuan dari uang untuk membeli barang di dalam suatu negara, dengan kata lain nilai internal uang adalah kemampuan daya beli uang terhadap barang-barang. Misalkan uang sebesar Rp4.500,00 mampu ditukar dengan 1 liter premium. Ini berarti bahwa uang sebesar Rp4.500,00 memiliki nilai internal sebesar 1 liter bensin.
2.  External Value, yaitu kemampuan dari uang dalam negeri untuk bisa ditukar dengan mata uang asing. Dengan kata lain eksternal value adalah daya beli uang dalam negeri terhadap uang asing atau lebih dikenal dengan istilah nilai kurs. Contoh nilai uang Rp10.500,00 mampu ditukarkan dengan US$ 1, ini berarti bahwa uang Rp10.500,00 memiliki nilai eksternal sama dengan US$ 1.


E.   Berdasarkan Kawasan
Jenis uang berdasarkan kawasannya dapat dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang. Antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain bisa saja jenis mata uangnya berbeda. Berikut ini jenis uang berdasarkan kawasannya.
1.   Uang Lokal
Uang lokal merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu. Misalnya rupiah di Indonesia, peso di Filipina, Ringgit di Malaysia.
2.   Uang Regional
Uang regional merupakan uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas dari uang lokal. Misalnya di kawasan Benua Eropa berlaku mata uang tunggal yaitu EURO.
Gambar 14. Mata uang EURO

3.   Uang Internasional
Uang internasional merupakan uang yang berlaku di seluruh dunia. Contohnya US dolar (sebagai standar pembayaran internasional).
Gambar 15. Mata uang Dollar


Sumber Bacaan:
1. Fattah, Sanusi. Dkk. 2008. BSE IPS: Untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 100-104.
2. Indriayu, Mintasih. 2009. BSE Ekonomi: Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 193-196.
3.   S, Alam. 2007. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Hal. 245-247 
4.   Sukwiyati. Dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Bandung: Yudhistira. Hal. 193-196
5. Supriyanto. Dkk. 2009. BSE Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 224-226. 
6. Sutarto. Dkk. 2008. BSE IPS SMP/MTs IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Hal. 131-134

Tugas di Rumah:
1.   Jelaskan jenis-jenis uang berdasarkan: 
      a.  Bahan pembuatnya
            b. Lembaga yang mengeluarkannya
            c. Nilai uang
            d. Berdasarkan pemakai
            e. Berdasarkan kawasan yaitu negara malaysia, Filipina, Amerika Serikat, Eropa dan Indonesia.
     2.    Berikan contoh yang anda temukan dalam kehidupan sehari-hari tentang fungsi-fungsi uang berikut ini:
             a. Sebagai alat tukar
             b. Sebagai alat pembayaran
             c. Sebagai alat pemindah kekayaa
           TUGAS INI DIKUMPULKAN PADA PERTEMUAN SELANJUTNYA!!! :)